Suatu hari ada seekor tikus yang hidupnya selalu tertekan karena selalu diincar oleh seekor kucing. Ia pergi ke seorang penyihir sakti untuk meminta tolong, penyihir itu membantunya dan mengubahnya menjadi seekor kucing.
Namun, ternyata masalah tidak berhenti sampai disitu. Setelah menjadi kucing, kini ia ketakutan pada anjing. Ia kembali menemui penyihir tersebut untuk meminta bantuan, lalu penyihir itu mengubahnya menjadi seekor anjing.
Belum lama menjadi anjing, ia kembali ketakutan pada singa, Kembali ia mengeluh dan diubahlah menjadi seekor singa. Ternyata setelah menjadi seekor singa pun, ia takut pada pemburu. Ia menemui penyihir itu sekali lagi.
Namun, sayangnya kali ini penyihir menolak dan berkata
Hatimu masih hati tikus. Biar jadi apapun, engkau tetap seekor tikus pengecut
Epilogue
Cerita ini diambil dari salah satu buku yang saya baca, bisa kita simpulkan bahwa kebahagiaan dan kepercayaan diri enggak ditentukan oleh penampilan atau status, melainkan dari hati dan pikiran kita sendiri. Jika kita tidak pernah merasa puas dan selalu takut, maka kita tidak akan menemukan kedamaian.
Lewati hari dengan bahagia tanpa harus menunggu untuk menjadi kucing, anjing atau singa terlebih dahulu.